Rabu, 24 September 2014


Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia (BIMKES)

Keluarnya Surat Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Wajib Publikasi Ilmiah bagi mahasiswa S1/S2/S3 menjadi penguat latar belakang didirikannya BIMKES. Diinisiasi oleh Health Professional Education Quality (HPEQ) – sebuah proyek peningkatan kualitas pendidikan profesi kesehatan Indonesia dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).

BIMKES adalah wadah bagi mahasiswa kesehatan di seluruh Indonesia untuk mempublikasikan karya akademisnya.

VISI
Menjadi organisasi  open access journal lintas profesi pertama yang dikelola dari, oleh, dan untuk mahasiswa menuju akreditasi nasional 2015 melalui optimalisasi kualitas jurnal, stabilitas organisasi, dan kemandirian finansial

MISI
1.      Menanamkan semangat kekeluargaan dan profesionalisme
2.      Memperkuat hubungan BIMKES dan Sub-BIMKES
3.      Mengadakan pencerdasan, pembentukan karakter dan wawasan, serta upgrading berkala bagi pengurus
4.      Merancang upaya keberlangsungan kemandirian finansial
5.    Mengkaji optimalisasi promosi dan menjalin relasi seluas-luasnya dalam rangka meningkatkan publikasi
6. Melakukan penambahan SDM yang kompeten dan eksplorasi inovasi dalam manajemen website

Berkala ilmiah yang diharapkan dapat menjadi rumah untuk artikel ilmiah dari tujuh program studi kesehatan yang ada di Indonesia yaitu pendidikan dokter, kedokteran gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi, ilmu gizi, dan ilmu kesehatan masyarakat.

Sebagai rumah dari tujuh program studi, berikut berkala ilmiah yang tergabung dalam BIMKES:
  1. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia ( JIMKI )
  2. Berkala Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia ( BIMKGI )
  3. Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (BIMIKI )
  4. Berkala Ilmiah Mahasiswa Kebidanan Indonesia (BIMABI )
  5. Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI )
  6. Berkala Ilmiah Mahasiswa Gizi Indonesia (BIMGI )
  7. Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (BIMKMI )

Saat ini BIMKES hadir tiap 6 bulan sekali dan sedang dalam tahap pengembangan agar dapat terbit sebagai artikel lepasan. Edisi pertama BIMKES diluncurkan pada bulan November 2012 oleh ketujuh profesi melalui tujuh website yang dimiliki masing-masing profesi. Pada edisi kedua ini demi alasan efisiensi, maka ketujuh website tersebut dilebur menjadi satu sehingga memudahkan mahasiswa yang akan mengakses. Jurnal yang diterbitkan oleh BIMKES dapat diakses melalui website BIMKES dapat dibaca secara daring maupun diunduh secara gratis untuk seluruh pembaca.
Like Fanpage     : BIMKES
Follow Twitter   : @BIMKES





Senin, 21 Juli 2014

udara pagi masih saja menertawai
takkala tubuh ini masih bergumul dengan selimut hangat
udara sejuk...
udara dingin...
masih melingkari peredaran badan ini

Suasana dingin di kampung inilah yang akan selalu dirindukan dari perantauan panjang kami. Sekedar mengingat kesejukan, kedamaian, dan udara yang jauh dari pernak pernik Kota Metropolitan yang membuat gerah dibuatnya.

Pohon yang tumbuh subur nan hijau, sayur mayur menyegarkan, buah-buahan yang begitu menggoda. Terjalanan jalan melintasi setapak gunung, yang memberikan khas Indah dalam perkampungan ini. Sungai berkelok seperti ular. Hamparan sawah hijau nan menguning dalam pertapaannya.

#Massenrempulu, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan


Minggu, 06 Juli 2014

Desain Media Poster

DESAIN MEDIA POSTER
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) UIN Alauddin Makassar
Size: 50x70cm
Aplikasi: Photoshop
Sumber: Google

Tema: "Perilaku Ibu dalam mencegah Penyakit Diare"
 
Identifikasi Sasaran:
Pada tingkat regional (negara berkembang), diare menyumbang sekitar 18% kematian balita dari 3.070 juta balita (Kemenkes RI, 2011). Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen (Riskesdas, 2013). Ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Sumurejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (Pratama, 2013). Sinthajuddin (2013): perilaku ibu dalam mengasuh anak dan faktor lingkungan . Guamo (2013): ada hubungan pengetahuan keluarga dengan penyakit diare 

Tujuan:
  1. Sarana komunikasi kepada kelompok sasaran dalam memberikan informasi tentang perilaku sehat dalam mencegah kejadian diare.
  2. Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan
Ilustrasi:
  1. Objek Pusat: Seorang Ibu yang menggendong anaknya. Anaknya yang tumbuh sehat dan tertawa riang. Hal ini dimaksudkan bahwa Ibu yang mampu berperilaku sehat dan bijak dalam mencegah dan menangani Penyakit Diare pada anak akan mewujudkan tumbuh kembang anak yang sehat dan membawa kebahagiaan dalam anak dan orang tua
  2. Simbol gambar: 7 simbol gambar dan diperjelas dengn keterangan 7 perilaku sehat untuk memberikan informasi tentang kegiatan pencegahan yang benar dan efektif yang mampu dilakukan oleh seorang Ibu. Peran ibu sangatlah penting dalam kejadian diare yang dialami balita. Karena ibu merupakan tokoh utama yang paling bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang balita. Jika balita terserang diare maka tindakan-tindakan yang ibu ambil akan menentukan perjalanan penyakitnya.
Slogan: “Ibu Bijak, Cegah Diare”


 

Senin, 03 Desember 2012

TAMPARAN KATARAK TERHADAP PEMERINTAHAN INDONESIA


TAMPARAN KATARAK TERHADAP PEMERINTAHAN INDONESIA
 

Saat melihat postingan berita di website VOA bahasa Indonesia Operasi Sederhana Atasi Kebutaan Warga Sumatera Utara (http://www.voaindonesia.com/content/operasi-sederhana-atasi-kebutaan-warga-sumatera-utara/1551507.html)  pada 23 November 2012 yang mengangkat tentang berita yang harusnya kita mampu mengambil banyak pelajaran untuk batu loncatan dalam pembangunan negara dan bangsa Indonesia.

Tersirat di dalamnya ada hal yang dapat mengerdilkan negara tercinta kita ketika kita dinobatkan ke dalam rangking TER-. Kini terlihat lagi bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kebutaan tertinggi. Menurut WHO Katarak ini merupakan cerminan bagi negara-negara miskin. Apakah wajar ada korupsi di negara miskin? Apa yang mereka ingin selewengkan? Apakah prestasi yang diraih oleh Indonesia ini merupakan hal yang wajar untuk menjadi prestasi ketika kita melihat bahwa ini merupakan cambukan tiap inidividu pemegang tongkat estafet kekuasaan unutk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada dalam naungan payung negara ini.
Perjuangan masyarakat terpencil yang jauh dari sentuhan pemerintah begitu besar demi mengembalikan penglihatan mereka. Tidur bersesakan dan berdampingan di tenda militer, makan makanan sumbangan, dan suplai air untuk mandi dan toilet dari truk pemadam kebakaran harus menjadi ritual yang dilaksanakan. Hanya bermodalkan harapan yang besar semoga mereka dapat menggapai impian mereka untuk melihat negara ini. Negara yang kaya bagi yang kaya. Hanya belas kasihan dan rasa iba akan kebaikan orang di luar sana.
Kini telah mereka lihat dalam hati mereka karena seorang dokter dr. Sanduk Ruit yang sangat berdedikasi tinggi dalam pekerjaan beliau memberikan peluang bagi mereka unutk tidak hanya merasakan dalam hati suatu keindahan bayang-bayang namun juga dalam realitas sebuah bola mata yang yang mampu memberikan cahaya penglihatan penghidupan. Tapi kita pun harus “merasa” ketika kita tahu bahwa dr. Sanduk Ruit adalah seorang dokter bedah yang berasal dari Nepal yang dalam delapan hari telah diobati lebih dari 1.400 mata katarak. Tertulis di batu ucapan TERIMA KASIH bagi dr. Sanduk Ruit semoga kebahagiaan ini diberikan kepada orang lain dan kita mampu melihat makna kedermawanan dan kecintaan pekerjaan yang beliau ajarkan tersebut dalam kehidupan kita.



Senin, 26 November 2012

Angin Pembawa Pesan

 
Assalamu alaikum.....
Alunan indah sang pujangga hati ketika ku dengar dari lantunan merdu suaranya.
Padanya terikat suara nan indah menyejukkan jiwa.
Akankah dia mengetahui bahwa hal ini sangat terasa bergetar di hati ini?

Angin lembut yang akan menjadi Tukang Pos yang mengantar rasa ini kepadanya.
Hanya perangko rasa rindu yang mampu menempel pada surat ini.
Bayaran yang seadanya, mengartikan bahwa rasaku kepadanya hanya sebatas kesederhanaan dalam ketulusan jiwa yang mampu membayarnya.

Tolong sampaikan salamku yang teramat sangat bahwa Jiwa ini dalam lingkar rindu kepadanya,,,
Tolong sampaikan salamku yang teramat sangat bahwa Jiwa ini dalam ingin menemani dirinya yang tak memahamiku,,,
Tolong sampaikan salamku yang teramat sangat bahwa Jiwa ini mempersembahkan Kesederhanaan Jiwa dalam ketulusan Rasa,,,

Terima Kasih Angin lembut Penyejuk Rasa *_*

Sumber Gambar : google.co.id



Minggu, 25 November 2012

Pengorganisasian Program Kesehatan

DASAR – DASAR ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN (AKK)

MAKALAH
“ PENGORGANISASIAN PROGRAM KESEHATAN “



KELOMPOK 9
KESMAS A
KHAIRAH SAKIAH JUFRI ( 70200111036 )
MUH. ISHAQ HASAN ( 70200111044 )



JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakathu

          Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Pengorganisasian Program Kesehatan, sebagai pemenuhan tugas pengganti MID Semester 2 mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan di Kelas Kesmas A Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar dapat kami selesaikan dengan baik. Kami  merasa masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena masih banyak kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami.
          Kami mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik  secara langsung maupun tidak langsung. Kritik dan saran dari dosen pembimbing akan isi maupun bahasanya serta tambahan isinya sangat kami  harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Hanya inilah yang dapat kami sampaikan, akhir kata kami mengucapkan Terima kasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakathu

Makassar,    Juli 2012

                                                     
                                                                                                      Penyusun 




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B.     RUMUSAN MASALAH......................................................................... 2
C.     TUJUAN................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.  TINJAUAN UMUM TENTANG PENGORGANISASIAN.................... 3
B.  PENGEMBANGAN ORGANISASI........................................................ 15
C.  PENGORGANISASIAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN............ 24
D.  STAFFING ORGANISASI....................................................................... 30
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN........................................................................................ 33
B.     SARAN..................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 34










BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG   
     Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian adalah  fungsi kedua dan dilakukan secara langsung dari dasar yang telah dibuat oleh perencanaan yang baik dan merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan kesehatan masyarakat harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan kesehatan masyarakat akan tercapai.
Pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan sumber daya lainnya untuk melakukan tugas – tugas dalam pencapaian tujuan dan menyangkut pembagian pekerjaan untuk diselesaikan dan mengkoordinasikan hasil-hasilnya. Membagi siapa yang harus melakukannya, mengidentifikasikan siapa yang harus memerintah dan mengadakan hubungan – hubungan perkantoran untuk komunikasi. Sehingga pengorganisasian dimaksudkan agar masing-masing unit menyadari kedudukan, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya, mereka bersatu dalam satu wadah bersama untuk berkerja sama demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semua pihak yang bergerak dalam administrasi kesehatan memiliki kewajiban untuk memahami tentang pengorganisasian tersebut. Pemahaman ini sangat diperlukan jika para pihak administrasi kesehatan menyelenggarakan program kesehatan masyarakat.





B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah gambaran tentang pengorganisasian itu?
2.      Bagaimana pengembangan yang ada dalam organisasi?
3.      Bagaimana cara pengorganisasian kegiatan kemasyarakatan?
4.      Bagaimana tentang penyusunan staf (staffing) organisasi itu?

C.  TUJUAN
1.      Mengenal gambaran umum tentang pengorganisasian
2.      Mengidentifikasi pengembangan dalam organisasi
3.      Mengetahui pengorganisasian kegiatan kemasyarakatan
4.      Mengetahui yang dimaksud penyusunan staf ( staffing ) organisasi




















BAB II
PEMBAHASAN
E.  TINJAUAN UMUM TENTANG PENGORGANISASIAN
1.    Pengertian
Organising berasal dari kata to organize dimana kata ini berasal pula dari kata organ. Sedangkan kata organ dalam Webstre’e New Collagiale Dictionary berasal dari kata organon, bahasa Greek.
Adapun arti kata organ ialah, an Instrument or medium by Which an Important is Performed or end accomploshed. Artinya suatu alat atau media yang digunaka untuk tindakan penting atau pencaapaian tujuan.
Jadi to organize mengandung arti menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat digunakan untuk menjalankan tindakan dalam pencapaian tujuan.
Dengan demikian organizing merupakan proses penyusunan bagian-bagian yang terpisah itu menjadi suatu kesatuan yang harmonis, sehingga dapat digunakan untuk pelaksaan kerja dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.
Seperti pengertian pengorganisasian dalam manajemen bahwa pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan pengorganisasian tersebut didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Beberapa pengertian  tentang pengorganisasian tersebut :
1.    Pengorganisasian adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang dibawah pengarahan menajer mengejar tujuan bersama ( Dasar-Dasar Organisasi, Stoner ).
2.    Pengorganisasian adalah suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Ensiklopedia Indonesia, Jakarta 1990 ).
3.    Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen ( Kumpulan Artikel, Vivit Ardyansah ).
4.    Pengorganisasian adalah bentuk sebuah perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
5.    Pengorganisasian adalah sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu ( Kamus Kata, Source Dan Riselainer).
6.    Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antar komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar segala kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
7.    Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas ,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan ( Siagian, 1983 ).
8.    Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
9.    Pengorganisasian adalah sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan ( Kamus Kata Bahasa Indonesia, T. Hani Handoko).
10.     Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ).
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menujukkan hal-hal berikut ini :
1.      Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2.      Hubungan-hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan para karyawan.
3.      Cara dalam mana para manejer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang anggota struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern.
Pengorganisasian ada 2 pengertian pula, yaitu :
1.      Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak hubungan yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama.
2.      Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan, penciptaan kerangka kerja, sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada masa kini hingga masa depan.
Sebagai bagian dari pengorganisasian dapat dijelaskan pemahaman tentang organisasi tersebut. Organisasi berasal dari kata oranon, dalam bahasa yunani berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak di sampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a.        Chester 1 . Barnard (1938)
Mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih).
b.        Jamnes D. Mooney
Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
c.    Dimock
Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian- bagian yang saling ketergantungan / berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Suatu organisasi tersusun dari unsur :
1.    Unsur inti yaitu manusia
2.    Unsur kerja yang terdiri atas :
       a.    Sumber daya manusia
       b.    Kemampuan bekerja
       c.    Sumber daya bukan manusia
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1.      Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu :
1. Adanya tujuan bersama
2. Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3. Adanya pembagian tugas
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama
2.    Teori-Teori Organisasi
Teori-teori organisasi meliputi :
a)      teori organisasi klasik,
b)      teori organisasi neoklasik, dan
c)      teori organisasi modern.
a). Teori organisasi klasik
Teori klasik disebut juga teori tradisional, yang berisi tentang organisasi mulai abad 19. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan - kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama, yaitu :
1. Teori birokrasi :
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism”. Karakteristik birokrasi menurut Weber adalah :
·         Pembagian kerja yang jelas
·         Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
·         Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
·         Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
·         Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
·         Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
2.      Teori Administrasi :
Teori ini dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika. 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi yaitu :  Pembagian kerja, Wewenang dan tanggung jawab, Disiplin, Kesatuan perintah, Kesatuan pengarahan, Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi, Balas jasa, Sentralisasi, Rantai scalar, Aturan, Keadilan, Kelanggengan personalia, Inisiatif, Semangat korps.
Teori fungsionalisme Fayol yaitu :
·         perencanaan,
·         pengorganisasian,
·         pemberian perintah,
·         pengkoordinasian, dan
·          pengawasan.
3.      Manajemen ilmiah
Manajemen ilimiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
b). Teori organisasi neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi. Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
1.      Partisipasi
2.      Perluasan kerja sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
3.      Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para junior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak
c). Teori organisasi modern
Teori modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi yaitu :
·         Komunikasi
·         Konsep keseimbangan
·         Proses pengambilan keputusan
3.      Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1.      Strategi organisasi pencapaian tujuan
2.      Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi
3.      Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan
4.      Besarnya satuan oraganisasi dan satuan kerja mempengaruhi struktur organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1.      Spesialisasi kegiatan
2.      Koordinasi kegiatan
3.      Standarisasi kegiatan
4.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.      Ukuran satuan kerja
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
a.       Pembagian Kerja
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mecapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip  pembagian kerja (Division of Labor) yang memungkinkan terjadi.
Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan tersebut yaitu keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
Tingkatan manajemen yaitu suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
b.      Bentuk-bentuk bagan organisasi
Bentuk-bentuk bagan organisasi, yaitu :
·            Bentuk piramid.
Bentuk ini yang paling banyak diguakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
·            Bentuk vertikal.
Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
·            Bentuk horizontal.
Bagan ini digambarkan secara mendatar.
·            Bentuk lingkaran.
Hubungan antara satu jabatan dengan jabatan .
Masalah dalam koordinasi
·            Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu
·            Perbedaan dalam orientasi waktu
·            Perbedaan dalam orientasi antar waktu
·            Perbedaan dalam formalitas struktur
Mekanisme pengkoordinasi dasar
·            Hirarki manajerial
·            Aturan dan prosedur
·            Rencana dan penetapan tujuan
c.       Bentuk organisasi
Ada beberapa bentuk organisasi yang ada meliputi :
1.      Organisasi fungsional
suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.      Organisasi fungsional dan garis
bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3.      Organisasi komite
bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.
4.      Organisasi garis dan staff
uatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.      Organisasi matrix
organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
d.      Departementasi
Departementasi pada prinsipnya adalah suatu bentuk pembagian kerja, hanya saja bentuk pembagian kerja ini sudah diperkembangkan sedemikian rupa sehingga pembgian kerja ini lebih didasarkan pada pengelompokkan tugas bukan berdasarkan orang perorang. Macam- macam bentuk departementasi yaitu:
1. Departementasi fungsional
departemen fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
2. Departementasi devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:
a. Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.
d.   Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
e.    Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.
3. Organisasi proyek dan matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
Organisasi matriks disebut juga organisasi manajemen proyek yaitu organisasi dimana penggunaan struktur.organisasi dan para spesialis yang mempunyai keterampilan masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matriks digunakan berdassrkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bagian penelitan dan pengembangan.
Struktur organisasi matriks menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke departemennya masing-masing sampai adanya proyek baru dimana mereka ditarik kembali untuk bekerja sama.
Organisasi matriks akan menghasilkan wewenang ganda dimana wewenang horizontal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dengan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Akibatnta anggota organisasi matriks mempunyai dua wewenang, yang berarti dalam melaksanakan kegiatannya para anggota harus melaporkannya kepada dua atasan. Untuk mengatasi masalah yang timbul, biasanya manajer proyek diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah dimana manajer proyek tersebut akan langsung melapor pada manajer puncak.
Organisasi matriks juga mempunyai kebaikan dan keburukan ,
Kebaikan:
·      Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama
·      Memaksimalkan efisiensi penggunaan manajer fungsional
·      Mengembangkan keterampilan dan kreativitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi
·      Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak ntuk perencanaan
·      Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dengan orientasi proyek
Keburukan:
·      Beberapa masalah dapat muncul karena melanggar prinsip kesatuan perintah
·      Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan timnya
·      Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer bagian lain
·      Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
·      Memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal
·      Memerlukan lebih banyak keterampilan antar pribadi
·      Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki
·      Sangat mahal untuk diimplementasikan
·      Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebh mengarah perdebatan daripada kegiatan
4.      Ciri-Ciri Pengorganisasian
Beberapa ahli mengemukakan tentang ciri-ciri pengorganisasian sebagai berikut.
·         Drs. Malayu S.P Hasibuan, 1996
1.        tujuan organisasi itu jelas dan realistis
2.         Pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, subsistem-subsistem atau bagian-bagian harus baik dan jelas
3.        Organisasi itu harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai tujuan
4.        Tipe organisasi dan strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan
5.         Unit-unit kerja ( departemen bagian) nya ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan
6.        Job description setiap jabatan harus jelas dan tidak ada tumpang tindih boleh terlalu banyak.
7.        Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan volume pekerjaan dan tidak boleh terlalu banyak
8.        Sumber perintah dan tanggung jawab harus jelas, melalui jarak yang pendek
9.        Jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat harus jelas
10.    Mismanajemen penempatan karyawan tidak ada
11.    Hubungan antara bagian dengan bagian lainnya jelas dan serasi
12.    Pendelegasian wewenang harus berdasarkan job description karyawan
13.    Deferensiasi, koordinasi, integrasi dan sinchronisasi harus baik
14.    Organisasi harus luwes dan fleksibel
15.    Organisasi harus mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
·         Maharuddin Pangewa, 2007
Ciri-ciri Pengorganisasian yaitu :
1.         Dapat menjawab pertanyaan sebagaimana yang dikemukakan oleh R. Kepling yaitu: What, Why, Where, When, Who, dan How
Untuk menjawab pertanyaan what maka dalam organizing, dilihat kepada apa yang terdapat dalam perencanaan, sehingga antara organizing dan perencanaan terdapat keselaaarasan. Hal ini adalah sangat penting mengingat apabila perencanaan dan perorganisasian tidak selaras dan searah akan terjadi kekacauan dan kesimpang siuran dalam pelaksanaan kerja, sehingga tujuan telah ditetapkan tidak akan tercapai.
2.    Rational, flexible, continue, pragmatia, dan ideal
Adapun yang dimaksud dengan organizing harus flexible yaitu bahwa organiszing itu harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan terarah kepada sasarannya sehingga tidak mengalami kekakuan yang dapat menyebabkan hambatan- hambatan atau kemacetan. Dalam organizing harus pula memperhitungkan masa depan atau yang datang agar supaya dapat terus berlangsung ( continue) dengan demikian pengkaderan ( up- grading) tenaga-tenaga kerja untuk pemimpin pada masa yang akan datang merupakan syarat mutlak, mengingat manusia itu terbatas usianya.
3.    Tidak terlepas dari pada tools of manajemen ( sarana dari pada manajemen)
Organising gunanya ialah untuk mengarahkan segala kegiatan terhadap sasarannya kegiatan itu memerlukan orang, uang, materi, metode, dan lain-lain atau sarana dari pada manajemen.

F.   PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.    Pengertian
Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
       Ada beberapa pengertian mengenai Pengembangan Organisasi, yaitu:
1.      Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
2.      Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
3.      Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
4.      Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan
1.        Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum) 
2.        Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
3.        Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas. Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses organization development (Pengembangan Organisasi).
Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi,perilaku dan harapan semua anggota organisasi, pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan pengembangan organisasi dalam organisasi dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis ,harus didukung oleh pimpinan serta luas aplikasinya.
Teori dan praktik pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :
·         Manusia sebagai individu, Dua asumsi penting yang mendasari pengembangan organisasi adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi , dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi. pengembangan organisasi bertujuan untuk menghilangkan faktor faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
·         Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan pengembangan organisasi harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.
·         Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.
Tujuan pengembangan organisasi, yaitu :
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
Faktor penyebab terjadinya pengembanan organisasi :
  1. Kekuatan Eksternal
·       Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi
·       Perkembangan IPTEK
·       Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi
     2. Kekuatan Internal
·      Struktur
·      Sistem dan Prosedur
·      perlengkapan dan fasilitas
·      proses dan sasaran
Sifat-sifat dasar pengembangan organisasi adalah :
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
  2. Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian
  3. Program Pengembangan Organisasi menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
  4. Pengembangan Organisasi mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting
  5. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi 
  6. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi
Alasan penting pengembangan organisasi adalah :
  1. Perubahan adalah pertanda kehidupan
  2. perubahan memberikan harapan 
  3. pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
  4. pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan).
Sejarah pengembangan organisasi adalah :
  1. Pelatihan Laboratorium
  2. umpan balik survey
  3. riset tindakan
  4. produktivitas dan kualitas kehidupan kerja
  5. serta perubahan strategik.
Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah deversitas pendekatan PO, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.
Karateristik pengembangan organisasi terdiri atas :
  1. Keputusan penuh dengan pertimbangan
  2. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi
  3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi
  4. Kolaborasi
  5. Teori sebagai alat analisis
Nilai-nilai dalam pengembangan organisasi yaitu :
  1. Penghargaan akan orang lain 
  2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
  3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
  4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
  5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi)
Proses pengembangan organisasi adalah :
  1. Pengenalan masalah
  2. Diagnosis Organisasional
  3. Pengembangan strategi perubahan
  4. Intervensi
  5. Pengukuran dan Evaluasi


2.    Sasaran Pengembangan Organisasi
Atas dasar asumsi asumsi diatas, proses pengembangan organisasi diterapkan dengan sasaran :
1.      Hubungan yang lebih efektif antara departemen , divisi dan kelompok kelompok kerja dalam organisasi
2.        Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semaua jenjang organisasi
3.      Terhapusnya hambatan hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok
4.      Berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi
3.      Tahap -Tahap Penerapan Pengembangan Organisasi
Dalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap :
1.    Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data
Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah :
·       Fungsi utama tiap unit organisasi
·       Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
·       Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing - masing unit
·       Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu dalam organisasi

2.    Tahap diagnosis dan umpan balik
Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya :
·         Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi
·         Tanggung jawab : kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi
·         Identitas : kejelasan misi dan peran masing masing unit
·         Komunikasi ; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi
·         Integrasi ; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis
·         Pertumbuhan ; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan , serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
3.    Tahap pembaruan dalam organisasi.
Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
4.      Tahap implementasi pembaruan
Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :
·       perubahan struktur
·       perubahan proses dan prosedur
·       penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi
·       penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam organisasi
4.      Teknik Teknik Pengembangan Organisasi
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini.
·         Sensitivity training, merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
·         Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
·         Survey feedback. Dalam teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
·         Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
·         Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
·         Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metpengembangan organisasie kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
·         Grip pengembangan organisasi. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek prpengembangan organisasiuksi.
·         Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.


G. PENGORGANISASIAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN
Pada waktu melaksanakan program kesehatan sering harus mengikutsertakan potensi masyarakat. Jika ditinjau dari prinsip pokok kesehatan, pengikut sertaan potensi masyarakat ini dipandang amat penting. Karena sesungguhnya berhasil atau tidaknya suatu program kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh peran serta masyarakat. Jika program kesehatan dapat dilaksanakan dengan mengikuti prinsip ‘dari, oleh dan untuk’ masyarakat dapatlah diharapkan keberhasilan program tersebut. Penyebabnya, bukan saja karena rasa memiliki (sence of belonging) dapat ditumbuhkan, tetapi sekaligus juga kesinambungan (continuity) pelaksanaan program. Apabila kedua hal ini dapat diwujudkan, pada gilirannya akan besar perannya dalam menjamin terpacapainya tujuan program kesehatan.
1.      Prinsip Pokok
Sekalipun pada dasarnya pekerjaan pengorganisasian untuk berbagai kegiatan adalah sama, yakni mengatur berbagai kegiatan dan orang – orang yang berperan sehingga membentuk satu kesatuan yang secara bersama – sama diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, namun untuk pengorganisasian kegiatan masyarakatan, ada beberapa prinsip pokok yang membedakannya. Perbedaan yang dimaksud pada dasarnya disebabkan karena adanya kehendak untuk menimbulkan rasa memiliki terhadap kegiatan yang diorganisasikan tersebut. Dengan demikian, cara pengorganisasian sebagaimana yang lazim berlaku dalam suatu instansi, misalnya, dengan surat keputusan atau perintah atasan, tidaklah sesuai untuk pengorganisasian kegiatan kemasyarakatan.
Sesuai dengan prinsip pokok bahwa setiap program kemasyarakatan harus mengikuti prinsip ‘dari, oleh dan untuk’ masyarakat, maka pelaksana pengorganisasian kegiatan kemasyarakatan seyogianya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Untuk itu rumuskan dahulu kegiatan – kegiatan kemasyarakat yang akan diorganisasikan tersebut. Jika ditinjau dari sudut administrasi, rumusan tentang kegiatan ini, sebenarnya tidak termasuk dalam pekerjaan pengorganisasian (organizing). Melainkan dalam pekerjaan perencanaan (planning). Namun untuk keberhasilan pengorganisasian, tidak ada salahnya untuk dilaksanakan. Yakinkanlah terlebih dahulu apakah kegiatan yang akan diorganisasikan tersebut benar – benar telah sesuai dengan kebutuhan (needs) dan tututan (demands) masyarakat. Apabila tidak sesuai, tentu mudah diperkirakan, sekalipun pengorganisasian berhasil dilakukan, tetapi tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut akan sulit dicapai.
Agar kesesuaian ini dapat diwujudkan, ada beberapa teknik perencanaan yang dapat dipergunakan. Di Indonesia popular dengan sebutan pendekatan edukatif, yang dibedakan atas enam langkah yakni:
1.        Melakukan pendekatan internal
Sasaran pendekatan internal (internal approach) adalah perangkat organisasi yang akan melaksanakan program kemasyarakatan. Jika program tersebut dilaksanakan oleh PUSKESMAS maka perangkat organisasi yang dimaksudkan adalah semua staf PUSKESMAS. Tetapi jika dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maka perangkat organisasi yang dimaksudkan adalah seluruh personalia LSM. Tujuan dari pendekatan internal ialah untuk mempersiapkan perangkat yang akan melaksanakan program sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan program kemasyarakatan dengan baik.
2.        Melakukan pendekatan eksternal
Sasaran pendekatan eksternal (external approach) adalah pemuka masyarakat, formal ataupun informal, yang ada di wilayah, tempat dilaksanakannya program kemasyarakatan. Contoh pemuka masyarakat formal ialah Camat, Lurah dan Dokter PUSKESMAS. Sedangkan contoh pemuka masyarakat informal ialah tokoh agama, tokoh pendidikan dan tokoh adat istiadat. Tujuan dari pendekatan eksternal ialah untuk mendapatkan dukungan, moriel ataupun material.
3.        Melakukan penelitian masyarakat mandiri
Penelitian kemasyarakatan mandiri harus dilaksanakan oleh masyarakat sendiri (community self survey). Di Indonesia penelitian ini dikenal dengan nama Survai Mawas Diri. Tujuannya ialah masyarakat mengenal sendiri berbagai masalah yang dihadapinya.
4.        Melaksanakan musyawarah masyarakat
Perumusan prioritas masalah dan jalan ke luar harus dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Lazimnya melalui suatu pertemuan kemasyarakatan yang di Indonesia dikenal dengan nama Musyawarah Masyarakat Desa (village community meeting).
5.        Melaksanakan jalan ke luar yang telah ditetapkan
Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah melaksanakan jalan ke luar (solution implementation) yang telah disepakati. Mengingat keberhasilan suatu program pembangunan masyarakat sering membutuhkan kegiatan dan keterlibatan yang terus – menerus di samping dibutuhkan pula tersedianya dana, tenaga, dan sarana yang cukup, dianjurkan dalam melaksanakan program pembangunan masyarakat tersebut, dimanfaatkan organisasi masyarakat yang telah ada. Pembentukan suatu organisasi baru bukan saja menjadi tidak efektif, tetapi juga akan membebani masyarakat sendiri.
Jika karena satu dan lain hal, organisasi yang telah ada dipandang tidak sesuai, jalan keluarnya juga bukan membentuk organisasi yang baru. Melainkan berupaya menyempurnakan organisasi yang telah ada tersebut. Tentu saja pemnyempurnaan ini harus dilakukan bersama pengurus dari organisasi yang dimaksud.
Dalam mengatur wewenang dan tanggung jawab orang – perorang dalam masyarakat di samping harus sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki harus pula sesuai dengan kedudukan dan peranan dari masing – masing orang perorang tersebut di masyarakat.
Agar program dapat terlaksana, setelah pengorganisasian kegiatan selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah pengorganisasian orang perorang yang akan melaksankan kegiatan tersebut. Untuk organisasi formal seperti badan usaha misalnya, pengorganisasian orang perorang ini, terutama pada waktu menetapkan batas – batas wewenang dan tanggung jawab, pedoman yang dipakai antara lain pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Dengan memakai pedoman ini dapat diharapkan berlakunya prinsip the right man in the right place.
Sayangnya untuk organisasi kemasyarakatan, prinsip yang seperti ini sepenuhnya dapat diterapkan. Sekalipun tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, tetapi karena yang terpenting adalah keterlibatan para pemuka masyarakat, harus dapat diupayakan keikutsertaan pemuka masyarakat tersebut. Untuk pelaksanaan sehari – hari, sering dibentuk suatu tim pelaksana khusus, yang untuk program kesehatan, popular dengan sebutan kader kesehatan. Para kader inilah, sebaiknya yang direstui oleh pemuka masyarakat serta yang bersifat sukarela, yang kemudian akan dilatih, sesuai dengan macam pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Untuk selanjutnya melalui para kader ini pula dterapkan pengaturan wewenang dan tanggung jawab, sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
2.      Proses
Telah disebutkan bahwa hal yang diorganisasikan pada pekerjaan pengorganisasian banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dibedakan atas dua macam yakni pengorganisasian kegiatan dan pengorganisasian orang per orang yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. Hasil dari pekerjaan pengorganisasian ialah terbentuknya organisasi (organization), yang juga banyak macamnya, karena kesemuanya tergantung dari hal yang diorganisasikan tersebut.
Tidak demikian halnya dengan proses pengorganisasian, karena betapapun berbedanya hal yang diorganisasikan dan ataupun organisasi yang dihasilkan, proses yang ditempuh pada dasarnya adalah sama. Dengan demikian dalam mempelajari masalah pengorganisasian yang perlu dipahami bukan hal yang diorganisasikan dan ataupun hasil dari pekerjaan pengorganisasian, malinkan proses pengorganisasian.
Proses pengorganisasian masyarakat yakni langkah – langkah yang harus ditempuh untuk melakukan pekerjaan pengorganisasian, pada dasarnya sama dengan pengorganisasian pada umumnya. Secara sederhana langkah – langkah yang dimaksud dapat dibedakan atas tujuh macam yakni:
1.        Memahami tujuan yang ingin dicapai
Langkah pertama yang dilakukan adalah memahami tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Uraikanlah tujuan tersebut sehingga jelas tolak ukurnya. Telah disebutkan seyogianya tujuan ini adalah tujuan yang dirumuskan oleh masyarakat sendiri.
2.        Memahami kegiatan yang akan dilakukan
Langkah kedua yang dilakukan adalah memahami kegiatan yang akan dilakukan. Kegatan yang dimaksud di sini adalah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Uraikanlah kegiatan tersebut sehingga jelas kegiatan pokok (mollar activities) dan kegiatan bukan pokok (moluculair activities). Sama halnya dengan tujuan, seyogianya kegiatan ini adalah hasil rumusan masyarakat sendiri.
3.        Mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan
Langkah ketiga yang dilakukan adalah melakukan pengelompokan kegiatan yang akan dilakukan. Pengelompokan ini perlu dilakukan, karena kegiatan – kegiatan yang tercantum dalam rencana kerja sering tidak jelas kaitannya satu dengan yang lain.
4.        Menetapkan hirarki kelompok kegiatan yang akan dilakukan
Langkah keempat yang dilakukan adalah menetapkan hirarki managerial untuk setiap kelompok kegiatan. Hirarki managerial ini lazimnya dibedakan atas tiga tingkat yakni top management, middle management dan lower management. Perbedaan dari masing – masing tingkat ini terletak pada keterampilan yang dibutuhkan. Jika keterampilan managerial (managerial skill) yang lebih dibutuhkan, hirarki kegiatan termasuk dalam top management, tetapi jika keterampilan teknis (technical skill) yang lebih dibutuhkan termasuk dalam lower management.
5.        Membentuk struktur organisasi
Langkah kelima yang dilakukan adalah membentuk struktur organisasi sesuai dengan pengolompokan hirarki yang telah dibentuk. Dalam menyusun struktur organisasi tersebut perhatikanlah rentang pengawasan (span of control). Betapapun hebatnya seorang top management tidak mungkin dapt mengawasi jumlah middle management yang terlalu banyak. Demikian pula halnya dengan middle management. Sebagai pedoman sering disebutkan rentang pengawasan tersebut adalah 4 untuk tingkat top management dan antara 8 sampai dengan 12 untuk middle management.
6.        Menetapkan penanggungjawab dari kelompok kegiatan
Langkah keenam yang dilakukan adalah menetapkan penanggungjawab masing – masing kelompok kegiatan sesuai dengan hirarki managemen serta struktur yang telah terbentuk. Pekerjaan yang dilakukan sama dengan pengorganisasian orang per orang (staffing). Pengorganisasian orang per orang ini perlu dilengkapi bukan saja dengan uraian tugas yang dialukan (job description) tetapi juga dengan wewenang (authority) dan tanggungjawabnya (responsibility). Sama halnya dengan tujuan dan kegiatan, penetapan penanggungjawab ini sebaiknya dilakukan oleh masyarakat sendiri.
7.        Melakukan penilaian berkala untuk penyempurnaan
Langkah ketujuh yang dilakukan adalah melakukan penilaian secara berkala untuk lebih menyempurnakan pengorganisasian yang telah dibentuk. Penilaian secara berkala ini harus dilakukan oleh masyarakat sendiri. Peranan penilaian berkala amat penting, karena memang salah satu ciri dari pengorganisasian harus dapat mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi. Tidak hanya yang berlangsung di lingkungan, tetapi juga di dalam organisasi sendiri. Pekerjaan pengorganisasian tidaklah statis, melainkan selalu dinamis.  







     
H.  STAFFING ORGANISASI
Penyusunan staf dalam organisasi merupakan salah satu tugas yang paling rumit dan penting dalam memanajemen sumber daya manusia yang baik. Penyusunan staf dari luar maupun dari dalam harus diawali dengan rekrutmen yang efektif.
Rekrutmen adalah proses penarikan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi. Rekrutmen menurut asalnya dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.    Rekrutmen Internal
Berarti mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat atas lowongan pekerjaan tersedia sehingga juga dapat membantu membangun semangat kerja dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi agar tidak meninggalkan perusahaan.
2.    Rekrutmen External
Melibatkan usaha menarik orang-orang dari luar organisasi untuk melamar lowongan pekerjaan. Metode rekrutmen external meliputi pemasangan iklan, wawancara di kampus, badan-badan pencari tenaga kerja atau eksekutif, aula rekrutmen serikat pekerja, referensi dari karyawan yang ada dan rekrutmen “walk in” atau “gate hire” . ( Orang yang datang tanpa diseleksi terlebih dahulu ).
Peranan – peranan staf sangatlah penting dan membantu tercapainya suatu tujuan dalam organisasi, ibaratnya staf merupakan pondasi dalam suatu bangunan.
Telah dikemukakan bahwa dalam organisasi bentuk lini dan staff ada dua kelompok tenaga kerja. Kelompok pertama adalah mereka yang tugas utamanya bersifat menterjemahkan tugas pokok menjadi aktivitas, sedang di pihak lain terdapat mereka yang tugasnya melakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya roda organisasi dan mekanisme kerjasama yang harmonis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kedua kelompok ini mempunyai peranan penting dalam merealisasi tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sepintas lalu kelihatan seolah-olah karyawan lini lebih penting karena tugas mereka yang utama melaksanakan aktivitas penting untuk merealisasi tujuan. Malah dianggap kadang-kadang bahwa tanpa karyawan staff tujuan dapat juga direalisasi. Pandangan ini terutama dalam organisasi modern kurang tepat, walaupun sifat aktivitas karyawan staff sebagai penunjang kegiatan yang dilakukan olah karyawan lini, akan tetapi peranan mereka dalam menciptakan efektivitas dan efisiensi sangat penting. Dengan bantuan karyawan staff organisasi dapat mendayagunakan resources yang dimiliki perusahaan secara optimum, karena mereka dapat melihat berbagai kemungkinan, pendidikan dan pengalaman mereka memungkinkan memilih kesempatan yang terbaik.
Pembahasan tentang pentingnya peranan staff dalam proses manajemen berarti tidak saja menbahas pentingnya kegiatan-kegiatan penunjang terlaksana dengan efisien dan ekonomis, akan tetapi juga membahas pentingnya paranan karyawan staff dalam membantu management members dalam mengambil keputusan.
Sering kurang disadari bahwa tugas utama dari seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi sebaiknya adalah karena diputuskan demikian bukan karena secara kebetulan terjadi. Keputusan-koputusan yang diambil oleh berbagai eselon pemimpin dalam organisasi tentu mempunyai bobot yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka semakin besar keputusan yang diambilnya meskipun sering bobot dari keputusan tersebut bersifat umum dan kualitatif. Top management dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan yang bersifat menyeluruh dalam arti bahwa keputusannya akan mempunyai implikasi yang luas terhadap seluruh organisasi. Lower management biasanya membuat keputusan-keputusan yang terbatas kepada unit organisasi yang dipimpinnya. Dan sifat keputusannya lebih mudah diterjemahkan kepada bentuk yang bersifat kuantitatif.
Setiap keputusan yang diambil baik di tingkat top, middle maupun lowermanager seperti supervisor ada beberapa syarat yaitu sebagai berikut :
·      Keputusan yang diambil harus mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuan
·      Keputusan harus tepat dalam arti mampu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh organisasi
·      Keputusan harus praktis, dalam arti dapat dilakukan sesuai dangan kekuatan-kekuatan yang dimiliki organisasi
·      Keputusan yang diambil harus rasional dalam pengertian dapat diterima oleh akal sehat dari para pelaksana.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa keputusan yang diambil belum tentu menyenangkan semua orang yang ikut serta dalam organisasi. Dapat dikatakan bahwa keputusan yang menyenangkan semua pihak tentu mempercepat proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa keputusan yang menyenangkan samua pihak belum tentu mempercepat proses pencapaian tujuan yang telah ditatapkan.
Tugas-tugas yang dapat diberikan kapada karyawan staff antara lain adalah sebagai berikut :
·      Mengumpulkan data (fakta)
·      Menginterpretasikan data (fakta)
·      Mengusulkan alternatif tindakan
·      Mendiskusikan rencana-rencana yang sedang dipikirkan dengan berbagai hak dan memperoleh kesepakatan mereka atau memperoleh alasan mengapa rencana tersebut ditolak.
·      Mempersiapkan instruksi-instruksi tertulis dan dokumon-dokumen lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan realisasi dari rencana yang telah ditetapkan.
·      Mengamati kegiatan-kegiatan operasional dan kondisi-kondisi yang dihadapi untuk rnengadakan apakah instruksi-instruksi telah dijalankan dengan baik dan apakah instruksi tersebut menghambat atau mempelancar proses pencapaian tujuan.


BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.    Pengorganisasian merupakan suatu proses merancang, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya
2.    Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian
3.    Proses pengorganisasian kegiatan kemasyarakatan sebagai berikut :
1)   Memahami tujuan yang ingin dicapai
2)   Memahami kegiatan yang akan dilakukan
3)   Mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan
4)   Menetapkan hirarki kelompok kegiatan yang akan dilakukan
5)   Membentuk struktur organisasi
6)   Menetapkan penanggungjawab dari kelompok kegiatan
7)   Melakukan penilaian berkala untuk penyempurnaan
4.    Penyusunan staf ( staffing ) organisasi merupakan hal yang penting untuk memanajemen sumber daya manusia yang baik

B.  SARAN
1.    Mengingat pentingnya fungsi pengorganisasian, maka telah merupakan kewajiban bagi semua pihak yang bergerak dalam administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang lengkap tentang fungsi pengorganisasian makin bertambah penting jika kebetulan bermaksud menyelenggarakan program kesehatan masyarakat. Pengorganisasian yang harus dilakukan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang tercantum dalam rencana saja, tetapi juga hal-hal yangterdapat dalam masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1994. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang : BINARUPA AKSARA
Muninjaya, A. A. Gde, 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC