TAMPARAN KATARAK TERHADAP PEMERINTAHAN INDONESIA
Saat melihat postingan berita di website VOA bahasa Indonesia Operasi Sederhana Atasi Kebutaan Warga Sumatera Utara (http://www.voaindonesia.com/content/operasi-sederhana-atasi-kebutaan-warga-sumatera-utara/1551507.html) pada 23 November 2012 yang mengangkat tentang berita yang harusnya kita mampu mengambil banyak pelajaran untuk batu loncatan dalam pembangunan negara dan bangsa Indonesia.
Tersirat di dalamnya ada hal yang dapat mengerdilkan
negara tercinta kita ketika kita dinobatkan ke dalam rangking TER-. Kini
terlihat lagi bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kebutaan
tertinggi. Menurut WHO Katarak ini merupakan cerminan bagi negara-negara
miskin. Apakah wajar ada korupsi di negara miskin? Apa yang mereka ingin
selewengkan? Apakah prestasi yang diraih oleh Indonesia ini merupakan hal yang
wajar untuk menjadi prestasi ketika kita melihat bahwa ini merupakan cambukan
tiap inidividu pemegang tongkat estafet kekuasaan unutk kesejahteraan seluruh
masyarakat yang ada dalam naungan payung negara ini.
Perjuangan masyarakat terpencil yang jauh dari sentuhan pemerintah begitu
besar demi mengembalikan penglihatan mereka. Tidur bersesakan dan berdampingan
di tenda militer, makan makanan sumbangan, dan suplai air untuk mandi dan
toilet dari truk pemadam kebakaran harus menjadi ritual yang dilaksanakan.
Hanya bermodalkan harapan yang besar semoga mereka dapat menggapai impian
mereka untuk melihat negara ini. Negara yang kaya bagi yang kaya. Hanya belas
kasihan dan rasa iba akan kebaikan orang di luar sana.
Kini telah mereka lihat dalam hati mereka karena seorang dokter dr. Sanduk
Ruit yang sangat berdedikasi tinggi dalam pekerjaan beliau memberikan peluang
bagi mereka unutk tidak hanya merasakan dalam hati suatu keindahan bayang-bayang
namun juga dalam realitas sebuah bola mata yang yang mampu memberikan cahaya
penglihatan penghidupan. Tapi kita pun harus “merasa” ketika kita tahu bahwa dr.
Sanduk Ruit adalah seorang dokter bedah yang berasal dari Nepal yang dalam
delapan hari telah diobati lebih dari 1.400 mata katarak. Tertulis di batu
ucapan TERIMA KASIH bagi dr. Sanduk Ruit semoga kebahagiaan ini diberikan
kepada orang lain dan kita mampu melihat makna kedermawanan dan kecintaan
pekerjaan yang beliau ajarkan tersebut dalam kehidupan kita.